3 research outputs found
Penciptaan Batik Inovasi Motif Angkutan Tradisional Sebagai Pengembangan Industri Kreatif Batik Berbasis Seni Budaya Lokal
Kegiatan Penelitian MP3EI terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahun I: melakukan penelitian tentang angkutan Tradisional yang spesifik di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang tertuju pada jenis angkutan: kereta, andong, becak, sepeda, dan gerobag. Benda-benda tersebut memiliki bagian-bagian yang unik, seperti: roda, lampu, body angkutan, pecut (cemeti), penutup/atap, kulit, serta atribut buatan tangan (handmade). Membuat sket-sket inovasi desain batik motif Alat Angkut Tradisional. Tahun ke II, melanjutkan, menyeleksi dan memilih sket-sket untuk dijadikan pola , membuat prototipe cap batik dan batik tulis, membuat buku ajar serta penulisan Jurnal Nasional. Tahun ke III, yaitu mengadakan workshop, seminar dan pameran dalam rangka sosialisasi motif batik yang baru, yaitu motif batik Alat Transportasi Tradisional yang akan menjadi motif khas batik DIY, membuat buku ajar tentang proses pembuatan motif batik Alat Transportasi Tradisional, penulisan Jurnal International,
Tujuan Jangka Pendek dari Penelitian ini adalah penggalian secara mendalam tentang angkutan Tradisional di wilayah DIY, yang unik dan berbeda dengan daerah lain, obyek tersebut diaplikasikan/diterapkan sebagai motif batik yang memiliki nilai tradisi namun modern secara visualnya. Sedangkan Tujuan Jangka Panjang adalah terciptanya motif-motif batik dengan tema angkutan Tradisional, dimana angkutan tersebut dalam waktu kedepan semakin sulit dilihat dalam keseharian, sehingga melalui batik, artefak fungsi kendaraan tersebut telah abadi sebagai motif yang yang unik dan bersifat modern. Harapannya akan menambah kekayaan motif dan dapat dijadikan sebagai Motif Batik Khas DIY, sehingga menjadikan dunia perbatikan semakin menarik dan dapat mendatangkan peningkatan pendapatan bagi para perajin batik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan tinjauan pustaka, tinjauan lapangan untuk objek tradisi yang masih ada di daerah Istimewa Yogyakarta, hasil data diolah dan diaplikasikan sebagai unsur desain motif batik. Dengan inovasi aplikasi motif dan warna pada batik menjadi estetika baru yang bisa diharapkan sebagai penyegaran kembali dunia perbatikan, akhirnya lebih mendongkrak komoditas batik dalam dania perdagangan secara luas
Film Seri Sam Berbasis Potehi Sebagai Produk Industri Kreatif Dan Media Pendidikan Budi Pekerti Anak Berbudaya Indonesia
PT Dreamligaht World Media sebuah perusahaan produksi siaran televisi berdiri
sejak 2002 dan mulai produktif membuat tayangan reality show tahun 2005 yang
sukses seperti Minta Tolong, Tukar Nasib, Si kecil Berhati Besar, Lunas, Bedah
Rumah, dan sebagainya. Kini PT DWM sejak 2011 membuat devisi film animasi D2
(Dufan Defenter) untuk Indosiar. Tentu saja, boneka potehi sebagai produk animasi
awal, sebagaimana TVRI pernah menayangkan Si Unyil (1979) yang mengemban misi
edukatif dan toleran antar suku, sukses hingga 1988 dan 2007. Untuk memberdayakan
PT Dreamlight sebagai perusahaan tayangan televisi yang produktif dan kreatif, serta
memberdayakan perangkat audio, audiovisual, dan editing juga memiliki studio
produksi di Yogyakarta maka perlud dibuat penelitian untuk penciptaan film dan film
seri SAM berbasis boneka potehi. Model penciptaan dan proses produksinya mengacu
pada film Si Unyil produksi PPFN (Pusat Produksi Film Negara). Film anak serial SAM
dibuat berdasarkan hasil penelitian awal naskah drama radio SAM berlatar budaya
Tionghoa dan merevitalisasi keberadaan potehi ke dalam film tunggal dan film serial.
Dukungan ISI Yogyakarta dan PT Dreamlight World Media dengan dana dan sumber
daya yang bermomitmen bekerja sama untuk mewujudkan film seri anak SAM dapat
menjadi model pembuatan film boneka yang edukatif dan berkepribadian bangsa, juga
mengembangkan ekonomi kreatif melalui produk karya seni film sehingga akan
diperoleh dampak positif bagi perguruan tinggi, dunia industri, dan pelestarian serta
pengembangan budaya Tionghoa di Indonesia
Proceedings International Symposium Art, Crafts, and Design in Southeast Asia: in the Era of Creative Industry Arcadesa # 1
ARCADESA bukan event pertama yang diselenggarakan
dalam konteks Asia Tenggara, tetapi ia menjadi symposium yang
pertama yang menyatukan Seni Murni, Kriya dan Desain. Topik yang
dibicarakan kali ini adalah industri kreatif, sebuah topik yang cukup
lentur dan dapat merengkuh semua sisi dari seni murni, kriya dan
desain. Seperti kita ketahui untuk saat ini pun industri kreatif tumbuh
menjadi sektor yang semakin diperhitungkan dalam mengembangkan
ekonomi nasional. Symposium internasional dalam lingkup Asia
Tenggara menjadi penting untuk di simak agar kita semua dapat
mengetahui perkembangan apa yang telah terjadi dengan industri
kreatif di kawasan ini. Masih disayangkan bahwa symposium kali ini
belum dapat menghadirkan secara lengkap semua Negara ASEAN,
namun begitu mudah2an ini dapat menjadi langkah awal ke depan
akan lebih banyak lagi Negara ASEAN yang dapat terlibat untuk
membicarakan secara bersama-sama topik aktual yang berhubungan
dengan Seni Murni, Kriya dan Desain.
Perlu pula disampaikan di sini bahwa beberapa hari yang lalu
dalam kesempatan KTT ASEAN 2017 di Manila, Presiden RI Joko
Widodo menyatakan bahwa setelah ASEAN berhasil menciptakan
ekosistem yang stabil, damai dan sejahtera pada 50 tahun perjalannya yang telah lalu, maka tantangan ASEAN ke depan dalam
menghadapi globalisasi adalah menjadikan ASEAN komunitas yang
responsif di bidang politik dan ekonomi. Tentu industri kreatif lebih
terkait ke bidang ekonominya, oleh Presiden RI diharapkan ASEAN
dapat lebih cepat, responsif, dan terbuka dalam menghadapi
perkembangan ekonomi (dan politik) global.
Simposium kali ini menjadi momen yang tepat untuk
membicarakan apa yang telah dicapai dan dikerjakan oleh masingmasing
masing Negara, lembaga ataupun individu terkait dengan
industri kreatif. Serta yang paling penting adalah bagaimana kita
semua, sebagai lembaga pendidikan tinggi, sebagai komunitas dan
individu-individu baik seniman, kriyawan dan desainer dapat lebih
cepat, reponsif dan terbuka dalam menghadapi indutri kreatif yang
secara global berkembang begitu dinamis